Foto : askara.co |
Sumur bisa ditemukan di berbagai tempat, ketersediaan sumber daya ini sangatlah menjamin sepanjang masa, terdapat pula juga sumur telah dialih fungsikan bukan lagi sekedar tempat pengambilan air, tetapi lebih diprioritaskan untuk melaksanakan semedi atau lainnya.
Sejak zaman kerajaan terdapat sumur dianggap keramat yang berlokasikan di tepi Sungai Jembatan Palakka, Kecamatan Tanete Riattang Barat. Tempat tersebut termasuk peninggalan sejarah Raja Arung Palakka, menurut keterangan ibu Syamsia.
Sekitar tahun 80-an mulai di lakukan pembangunan pada lingkungan itu terutama sumurnya sendiri, waktu itu resmi sebagai pariwisata dan dinamakan sumur Waranie, dengan identitas demikian bermakna berani. Sebab zaman kerajaan para Raja menggunakan sumur tersebut sebagai tempat melakukan ritual dan percaya bisa memberikan keberanian serta kekebalan, tambah ibu Syamsia.
Tata kelola pembangunan sejak beberapa tahun yang lalu telah di tangani pemerintah daerah termasuk pengadaan perumahan dengan Musollah. Begitupun Kejernihan airnya tetap dijaga oleh pengelola, sebab pemahaman masyarakat bisa memberi banyak manfaat setelah mempergunakan airnya baik mencuci muka maupun mandi.
Mirisnya, lubang air kini di sakralkan dan paradigma masyarakat terhadap tempat itu keramat, menurutnya, memang banyak yang datang dengan melaksanakan syukuran, serta meminta kekayaan. Bukan hanya itu, namun hal mistis seringkali disaksikan beberapa pengunjung dengan melihat penampakan menggiurkan ialah berwujud perempuan berambut panjang, lanjut IR, hal aneh lainnya bahwa lokasi itu menolak diterangi cahaya lampu dimalam hari.
Mayoritas pengunjung tidak hanya beraktivitas di pusaran sumur saja, namun dengan melanjutkan siarah kubur yang berada diseberang sungai, berjarak sekitar 200 meter. Di ketahui terdapat beberapa makam, tapi ada tiga bentuk dianggap berbeda, berukuran panjang dan besar ke semuanya ialah makam saudara Raja Arung Palakka, yakni Petta Bettae, Petta Kapita, dan Petta Laseru.
Hingga kini masih menjadi sorotan, dogma masyarakaat bahwa setiap selesai resepsi pernikahan atau acara keluarga lainnya haruslah berkunjung ketempat tersebut, sebagai tanda peduli cikal bakal orang tua pendahulu. (BCM. Asnur)
0 Komentar