( Sumber Foto ) |
Ilmu kebal sangat diminati, memilikinya memberikan roh tersendiri dalam melakukan aktivitas hidup. Konon, perasaan aman, tentram dan nyaman selalu mendampingi di manapun kita berada. "Buat apa pakai pengawal, kalau orang yang bermaksud membunuh kita tidak bisa memfungsikan senjatanya. Rugi ka," celoteh Amir saat ditanya jika dirinya diberikan ilmu kebal.
Ilmu kebal adalah ilmu yang diklaim memberi kekuatan pada tubuh dan menyebabkan mempan senjata tajam, khususnya besi. Secara historis, penelusuran asal-usul ilmu kebal dikenal dalam dua masa. Yaitu, sebelum Islam dan setelah datangnya Islam.
Sebelum datang Islam, ilmu kebal konon dalam bahasa mantra menggunakan Bahasa Bugis. Jadi hal ini membuktikan jika masyarakat Bugis sejak dulu mengenal ilmu langka ini. Setalah datangnya Islam, kekebalan umumnya diyakini dapat dihidupkan dalam tubuh kita dengan membaca wirid atau doa yang ada dalam Kalamullah.
Seiring perkembangan zaman dan semuanya diyakini dari ilham, berkembang pengisian ilmu kebal lewat gerakan isyarat tubuh. Dengan menggerakkan telunjuk misalnya, konon dapat membuat tubuh mempan dari senjata tajam atau peluru.
Ilmu kebal dari sudut kegunaan, dibagi dalam dua versi. Satu, kekebalan yang muncul spontan karena ada yang ingin melukai kita. Dua, ilmu kebal yang bisa kita gunakan kapan saja dan di mana saja sesuai kebutuhan. Seperti yang telah dikatakan seorang tokoh masyarakat, Andi Mattalatta, "Ada dua hal, umumnya yang berkembang dan saya pelajari di masyarakat mengenai sebuah kekebalan tubuh. Ada yang muncul secara tiba-tiba setelah ingin dijahati. Ada juga sebelum turun ke "medan laga" mulutnya berkomat-kamit membaca mantra dengan maksud ilmu kebal itu segera muncul," ungkapnya.
Sedangkan Menurut K.H. Rusyaid Mattu, pernah mengatakan, khusus yang datang secara tiba-tiba, diyakini adalah ridha dan pertolongan Allah SWT sebagai konpensasi dari penghambaan seorang anak manusia yang sebenar-benarnya. Jadi, perlu kedekatan hamba dan Tuhannya. "Bukan sembarangan yang akan ditolong Allah pada posisi tertekan. Jika orang itu benar-benar shaleh dan menghambakan diri, dengan "Kum Pa Yakum", semua bisa Allah lakukan. Apalagi hanya kekebalan," ujarnya.
Sementara versi kedua, dibagi lagi dalam dua bahagian. Ada sesuai Syariat Islam, adapula bimbingan syaitan. Yang sesuai syariat, dalam prakteknya adalah berwirid dan berdzikir. Memang dalam sejarah dikenal beberapa bacaan yang sering dipakai oleh pejuang-pejuang Islam melakukan jihad. Tujuannya tak lain untuk memperjuangkan dan mengembangkan agama Allah di muka bumi. Salah satu sosok yang akrab dengan kekebalan adalah sahabat nabi, Ali Bin Abi Thalib. Selain tanggunh di medan perang, banyak yang menyaksikan tubuh menantu Rasulullah ini tidak termakan senjata tajam saat perang berlangsung.
Untuk yang bimbingan syaitan, sering kita jumpai prakteknya dalam program-program kriminal di tv-tv swasta kita. Memakan mayat, menjilat air liur orang yang meninggal, menyimpan rambut orang mati di dompet dan sejumlah bacaan mantra yang intinya mempersekutukan Allah. Kita harus sadar, demikianlah syaitan berperilaku. Segala macam cara akan ditempuh. Lalu kenapa ilmu kebal tersebut bisa digunakan?. Mungkin kita lupa, bahwa Allah memberikan kesaktian dan kebebasan yang sebesar-besarnya kepada Iblis untuk mengganggu dan besenang-senang di dunia. Iblis dengan segala cara ingin mencari kawan sejati di neraka jahannam, tempat terakhir mereka sebagai makhluk terkutuk.
Foto oleh cottonbro |
Suku Bugis sendiri, kekebalan juga dikenal sejak masa Kerajaan Bone dan Gowa, Raja Arung Palakka, Latenritatta dan Sultan Hasanuddin dan masih banyak yang tidak bisa disebut satu-persatu diklaim memiliki ilmu kebal dan dari sinilah dikenal secara turun temurun. Bahkan ada benda yang dianggap bisa membawa kekebalan, antara lain, Mustika Besi, Rantai Babi, Mustika Batu Merah, dan Al-Qur'an Kecil (Stambul). Selain itu, pada masa perjuangan DI/TII muncul nama-nama seperti Kahar Muzakkar, Andi Sose, Sanusi Daris tidak luput dari orang yang disebut-sebut memiliki kekebalan terhadap senjata tajam.
Dimasa Rasulullah SAW, meski "ilmu kebal" telah dikenal, tapi tidak menjamin sebagai sebuah ilmu yang mujarab dan paten. Sebab jika itu betul-betul ada dan mutlak, kenapa Ali Bin Abi Thalib tewas terbunuh. Kenapa Rasulullah SAW copot giginya saat meladeni serangan kaum kafir dalam perang uhud.
Lalu bagaimanakah kita bersikap?, K.H. Rusyaid Muttu pernah mengingatkan untuk tidak larut dengan pencarian yang namanya ilmu kebal. Selain bisa merusak akidah, kita hanya akan mencari sebuah jarum di padang rumput yang luas. Mustahil. "Semua yang terjadi dikehendaki oleh Allah. Bacaan apapun, kalau Allah tidak menghendaki tidak akan jadi. Kecuali kalau yang disembah itu selain Allah, Wallahu A'lam. Tapi ingat, orang tersebut akan kekal di neraka," pesannya.
Masihkah kita mengkharismakan ilmu kebal.? Wallahu A'lam Bisshawab.
0 Komentar